Bahagia Meng-ASI-hi dan Bangga Dik-ASI-hi Saat Pandemi
Oleh : Dwi Rukma Santi, SST.,M.Kes
Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya
Menyambut Pekan ASI Sedunia yang dimulai pada tanggal 1-7 Agustus 2021, Organisasi kesehatan dunia WHO dan UNICEF menyerukan kepada pemerintah dan semua mitra untuk mendukung dan melindungi ibu di Indonesia agar mereka terus memberikan ASI secara optimal di tengah pandemi Covid-19. Secara khusus ibu didorong untuk mulai menyusui dalam satu jam pasca persalinan dan memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak serta meneruskan menyusui hingga anak berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang tepat. Pekan ASI pada saat pandemi ini merupakan momentum dalam memastikan dan meningkatkan dukungan bagi seorang ibu agar tetap aman serta nyaman untuk menyusui bayinya.
Seiring dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, WHO, UNICEF, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menganjurkan vaksin untuk ibu menyusui. Ibu yang sudah divaksinasi juga disarankan agar meneruskan menyusui untuk melindungi bayi.
Bagi bayi dan balita, ASI adalah sumber gizi yang terbaik dan sudah terbukti keampuhannya dalam menyelamatkan kehidupan. ASI membantu melindungi anak dari berbagai penyakit yang banyak dialami anak-anak, seperti diare dan pneumonia. Selain itu, telah diketahui pula anak yang mendapatkan ASI memperlihatkan hasil tes kecerdasan yang lebih baik, menurunkan risiko terjadinya obesitas, dan tidak rentan mengalami penyakit-penyakit tidak menular di masa dewasa. Peningkatan pemberian ASI secara global berpotensi menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa dan mencegah pertambahan sebanyak 20.00 kasus kanker payudara pada perempuan setiap tahunnya.

Beberapa hal terkait pentingnya menyusui di masa pandemi, antara lain :
- ASI mengandung immunoglobulin, antiviral factors, sitokin, dan leukosit yang membantu bayi mempertahankan diri dari serangan virus/bakteri patogen serta meningkatkan system imun bayi. Kandungan ini semakin bertambah seiring pertambahan usia bayi.
- Hormon oksitosin yang distimulir oleh kegiatan menyusui dapat mengurangi stress pada ibu dan membantu menjaga kesehatan mental ibu.
- Menyusui dan kontak kulit (skin to skin contact) secara signifikan mengurangi risiko kematian pada bayi baru lahir dan bayi usia muda serta memberikan manfaat long life pada bayi. Selain itu, menyusui juga mengurangi risiko kanker payudara dan kanker ovarium pada ibu.
- ASI adalah sumber makanan bagi bayi yang aman dan terjamin kualitas dan ketersediaannya bahkan pada krisis global, dan merupakan cara yang hemat tanpa membebani anggaran rumah tangga.
- Besarnya manfaat menyusi jauh melebihi potensi risiko penularan dan penyakit yang terkait Covid-19.
Dalam masa pandemi ini, membeli pangan sehat untuk ibu lebih baik dibandingkan mengeluarkan uang untuk membeli susu bayi. Pemberian ASI merupakan opsi terbaik untuk bayi dan anak. Hampir semua ibu, termasuk ibu yang kurang gizi, masih bisa menyusui bayinya. Jadi, para Ibu harus tahu bahwa mereka mampu memproduksi ASI dengan kualitas baik untuk bayinya.