FDK UINSA LAUNCHING BUKU MADZHAB DAKWAH WASATHIYAH SUNAN AMPEL DI MILAD KE-50*

Oleh: Ning Izmi Nugraheni
Menginjak usia emas yang ke 50 tahun, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya hadir dengan meluncurkan sebuah karya buku baru berjudul Madzhab Dakwah Wasathiyah Sunan Ampel. Buku berjudul Madzhab Wasathiyah Sunan Ampel tersebut dilaunching secara langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia H. Yaqut Cholil Qoumas di Hotel Mercure, Surabaya, Jum’at (26/03/2021).
Dalam acara ini turut hadir rektor UIN Sunan Ampel Prof Masdar Hilmy dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Abd Halim. Serta, Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, Kakanwil Jawa Timur, Guru Besar UINSA, Dosen dan beberapa Rektor Perguruan Tinggi Islam Negeri. Demikian hadir alumni dari masing-masing program studi FDK UINSA.
Memikul Amanah Berdakwah
Dalam kesempatan ini, Prof. Masdar Hilmy selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai kampus Islam tentu memikul beban tersendiri yaitu berdakwah sebagaimana para wali, salah satunya yakni Sunan Ampel.
“Sebab ini menjadi tanggung jawab kami untuk menebar Islam moderat sebagaimana yang digagas Mbah Sunan Ampel,” ucapnya.
“Melalui launching buku ini juga sebagai langkah awal untuk mencerdaskan generasi bangsa,” tambahnya.
Senada dengan Prof Masdar, Emil Elistianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan bahwa melalui peluncuran karya buku berjudul Madzhab Wasathiyah Sunan Ampel juga menjadi inspirasi dan referensi bagi seluruh civitas akademika.
“Dapat dikupas secara akademik. Impact dari peluncuran buku ini luar biasa,” ucap Emil.
“Semoga menjadi awal semangat baru untuk melangkah dan menjaga persatuan Indonesia,” tambahnya.
Islam Sebagai Solusi dan Rahmat Semesta Alam
Tak jauh berbeda dengan Masdar Hilmy dan Emil, Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama RI mengatakan bahwa optimalisasi perguruan tinggi ke arah yang lebih cerah dan edukatif menjadi sangat penting. Saat keadaan sekarang ini yang banyak bertebaran di media sosial adalah narasi negatif.
“Harus memiliki upaya yang kuat dan inovatif. Sehingga agama menjadi kontributif dalam peradaban bangsa,” ucapnya.
Ia pun kembali mengatakan bahwa diskursus publik dan informasi bernuansa negatif yang tak disengaja dimunculkan di media sosial bukanlah ciri khas Islam wasathiyah.
“Melalui ajaran Walisongo ini menjadi langkah untuk terwujudnya peradaban Islam di Indonesia,” tuturnya.
Sementara, ia mengatakan bahwa model dakwah Walisongo menjadi salah satu model dakwah yang berbeda dengan wajah Islam di dunia.
“Dakwah walisongo yang telah terbukti di Indonesia. Islam sebagai solusi dan rahmat semesta alam,”pungkasnya (Nin)
*Artikel serupa juga dipublish pada link https://nursyamcentre.com/artikel/informasi/fdk_uinsa_launching_buku_madzhab_dakwah_wasathiyah_sunan_ampel_di_milad_ke50