TIPS MEMANFAATKAN ICT UNTUK EDUKASI 4.0
Oleh: Nita Yalina, S.Kom, M.MT
Masa pandemi akibat Covid-19 telah memaksa perubahan yang cukup distruptif dalam segala lini mulai dari dunia bisnis sampai dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, baik tenaga pendidik maupun siswa dipaksa untuk bisa beradaptasi dengan perubahan ini, salah satunya adalah dengan mengadopsi konsep E-Learning. Sebagai generasi yang terlahir sebagai digital native2, proses adopsi konsep e-learning dilingkungan Gen Z (kelahiran tahun 1990-2010) dapat dilakuan dengan cepat. Akan tetapi, bagi para pengajar yang cukup bervariasi usianya mulai dari generasi Baby Boomer, Generasi X dan Generasi Millennial, perubahan ini membutuhkan proses adaptasi yang lebih menantang, sehingga, dengan persiapan yang cukup minimal, proses pembelajaran e-learning yang dilakukan masih belum optimal.
Dampaknya, keunggulan sesungguhnya dari konsep pembelajaran e-learning seringkali tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Proses belajar mengajar terkesan “hanya” memindahkan kelas offline menjadi kelas online dengan materi, teknik pembelajaran, dan model diskusi yang masih sama persis seperti pada kelas offline. Padahal, penerapan e-learning memiliki keunggulan yang tidak didapatkan pada saat pembelajaran offline seperti fleksibilitas waktu, interactive dan independence learning3, sampai adaptive learning4. Siswa dapat memilih sendiri waktu yang tepat untuk belajar sesuai dengan kondisi mereka masing-masing, siswa juga dapat mengulang kembali materi yang dirasa masih belum dimengerti dengan mengulang video penjelasan/materi yang diberikan, dan masih banyak keunggulan lainnya.
Selain dampak positif, e-learning tentu juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti siswa menjadi lebih mudah bosan dan tidak fokus, cyberbullying5 yang tidak mudah dikendalikan, hingga kesulitan dalam melakukan monitoring dan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, tenaga pengajar harus mampu beradaptasi agar dapat memaksimalkan keunggulan dan meminimalkan dampak negatif yang muncul akibat pembelajaran selama masa pandemi ini.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan antara lain:
- Lebih banyak menggunakan penjelasan berupa video yang dapat dengan mudah diputar ulang oleh siswa dan dipelajari oleh siswa dengan waktu yang lebih fleksibel. Durasi video tidak harus terlalu panjang dan lebih banyak menekankan pada materi yang bersifat must know bukan pada materi yang bersifat good to know. Materi yang bersifat must know yang disajikan dalam bentuk video dapat menjadi tindakan preventif terhadap kendala teknis yang dapat terjadi seperti kendala jaringan yang terputus saat dilakukan secara conferencing.
- Proses Conferencing menggunakan online platform meeting seperti Zoom/Google Meet tetap dilakukan akan tetapi dengan porsi yang lebih sedikit dan lebih berfokus pada diskusi dan tanya jawab atas materi yang sudah diberikan sebelumnya.
- Menggunakan platform-platform gratis yang bervariasi seperti Quizziz.com, mentimeter.com, kahoot.it. Akan tetapi jangan terlalu banyak platform yang digunakan saat bersamaan karena alih-alih menarik justru akan membuat siswa bingung dalam mempelajari masing-masing fitur dalam platform tersebut.
- Menghindari penggunaan social media sebagai media pembelajaran seperti facebook, Instagram, dan lain-lain. Hal ini karena penggunaan social media akan memberikan peluang siswa untuk terpapar cyberbullying, serta dapat membuat siswa tidak fokus pada pembelajaran.
- Memastikan bahwa proses evaluasi dilakukan secara bervariasi dan lebih menekankan kepada konsep High Order Thingking6. Selain dapat meningkatkan kemampukan critical thinking7 siswa juga dapat menghindari siswa melakukan copy paste jawaban.
- Tetap menjaga emotional connection dengan para siswa karena kita harus ingat bahwa masing-masing siswa memiliki lingkungan yang bervariasi di rumahnya sehingga tidak selamanya kondusif untuk melakukan pembelajaran secara online.
Demikian tadi beberapa tips dan trik yang bisa diadopsi oleh tenaga pengajar dalam melakukan proses belajar mengajar yang mungkin saja akan kita gunakan tidak hanya selama masa pandemi ini karena Education 4.0 merupakan sebuah keniscayaan yang harus kita hadapi bersama-sama. Semoga bermanfaat.
1http://www.kopertis3.or.id/v6/wp-content/uploads/2019/05/M2-Inovation-Pembelajaran-Idustri-420-12-2018.pdf
2Selwyn, Neil. “The digital native–myth and reality.” Aslib proceedings. Emerald Group Publishing Limited, 2009.
3 Livingston K. (2012) Independent Learning. In: Seel N.M. (eds) Encyclopedia of the Sciences of Learning. Springer, Boston, MA. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1428-6_895
4Paramythis, Alexandros, and Susanne Loidl-Reisinger. “Adaptive learning environments and e-learning standards.” Second european conference on e-learning. Vol. 1. No. 2003. 2003.
5 Slonje, Robert, and Peter K. Smith. “Cyberbullying: Another main type of bullying?.” Scandinavian journal of psychology 49.2 (2008): 147-154.
6 Hopson, Michael H., Richard L. Simms, and Gerald A. Knezek. “Using a technology-enriched environment to improve higher-order thinking skills.” Journal of Research on Technology in education 34.2 (2001): 109-119.
7Brookfield, S. D. (1987). The Jossey-Bass higher education series and the Jossey-Bass management series.Developing critical thinkers: Challenging adults to explore alternative ways of thinking and acting. Jossey-Bass